Ibu...
Hadirmu sungguh berarti...
Entah kenapa...
Aku masih ingin bermanja
dalam pelukmu dng timang timang
dengan kecupmu getarkan kasih
Aku tak peduli...
Tanganmu yang dulu lembut
kini kaku bak parut
pipimu yang dulu lembut
kini berangsur kisut
Aku tetap terpaut
Merajuk bergelayut
Meski usiaku jg susut
Mukapun keriput
Ibu...
Aku mash butuh engkau
Tak bisa aku berdiri mandiri
Sepertimu yang selalu tegar
Berpijak diatas bara kehidupan
Kakiku lunglai tanpa tongkat nasehatmu
Tubuhku rentan bila tak mereguk celotehmu
Hanya perban cintamu yang bisa membalut
Luka - luka yang membebani hidupku
Ibu
Maafkan aku
Masih memeras tenagamu
Dalam perjalanan hidupku
Maafkan aku
Tak bisa kubangun istana
Tuk melindungi dari terik dan hujan
Maafkan aku
Tak bisa angkat derajatmu
Tuk bungkam mulut berkicau sakiti telinga
Maafkan aku
Tak bisa membuatmu
Nyaman diusia senjamu
Ibu...
Aku tahu do'a mu tak pernah berhenti
Mengiringi setiap kakiku berpijak
Tapi aku akan tetap memohon
Ampuni titik - titik dosa yang pernah kusematkan
Agar langkahku kedepan lebih lapang dan dalam ridhoNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar