Minggu, 24 Juli 2011

25 juli 'Aku terlahir'

25 Juli yang silam....
Aku terlahir dengan isak tangis
kecil, mungil, tak berdaya,
dalam dekapan bunda

Kini seperti 25 Juli
yang berulang kali terlewati
Tak ada gaun mewah
Tak ada lilin diatas kue
Tak ada tumpukan kado
Tak ada pesta gemerlap
dan para undangan meriahkan ulang tahunku

25 Juli...
bukan sebuah perayaan
tp sebuah renungan....

Air mata selalu menjadi bagian awal
tampar nuraniku telanjangi jiwaku
Seolah menagih sebuah karya potret diri
Dimana waktu telah melipat sejarah
dalam balutan nafas yang kian mendesah
Apa yang sudah aku bukukan
Apa yang sudah aku terbitkan
adakah hitam adakah putih
menjadi bagian dalam skenario

Tak sanggup aku menjawabnya
Bibirku kelu berucap...
Tak ingin ada dusta
Cukup hati berkisah lirih...
Tentang perjalanan hidup ini
Tak jua patut aku novelkan
Meski sudah begitu panjang waktu untukku

Belum ada setengah halaman terketik kisah indah
Belum ada happy ending untuk jadi akhir cerita ini
Semua masih sama dan tetap sama
Langkahku kian tersesat kesenangan
Hingga lena & amnesia akan AdaNYA
abaikan do'a - do'a malam
abaikan khusuknya sembah sujud
Hanya terbius mimpi - mimpi tak terwujud
Gugur kering berserakan tnp arti
Sungguh episode tak berkualitas
Mengundang cela para utusan
Mana mungkin ada Piala Award
Menghargai kisah dalam novel hidupku

Tuhan....
Tiap 25 Juli,
Satu usiaku selalu engkau kurangi
Tinggal berapa lagi....
Setahun, sebulan, seminggu, sehari
Sejam, semenit, ataukah sedetik lagi
Ijinkan ku memohon waktu
Satu kesempatan lagi
Untuk menuntaskan novel kisah hidupku
Bukan roman picisan
Bukan humor lawakan
Bukan kartun kanakan
Tapi...
Hakekatnya hidup yang hakiki menuju kesempurnaanmu
agar layak kupersembahkan, kuterbitkan...
dalam singgasana akherat nanti
jika kelak aku kembali ...



Suara Hatiku, Ana



Sudah sekian lama aku tak berkata tak berpuisi, inspirasiku kembali muncul dini hari ulang tahunku, seebuah kalimat tercipta dan bermakna sekali untukku... semoga kalian berkenan membacvanya.